Kamis, 12 Juli 2018

Menuju Baik Part 1

Assalammualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Kali ini gue bakalan bercerita tentang perjalanan hidup gue (ceileh), maksud gue cerita tentang kehidupan gue menjadi jomblo selama beberapa Tahun. Pada Penasaran gak? Apa? Enggak? Yauda deh gue gajadi cerita. Penasaran? Okelah bakal gue ceritain. So Dibaca ya guys kisah gue.

Semua itu bermula saat gue kelas XI SMA dan mau naek ke kelas XII. Buat yang belum tahu, gue sekolah di salah satu SMA Negeri yang ada di Jakarta, eh SMA Negeri emang cuma ada satu yah di Pulau Seribu, tepatnya di Pulau Pramuka yaitu SMAN 69 Jakarta. Gue jurusan IPA tapi sampe sekarang gue masih belum mengerti tentang fisika, kimia, dan biologi. Kebetulan saat itu gue terpilih sebagai ketua OSIS.

Ok kita lanjut ke cerita, saat itu sudah selesai semester 2 dan akan memasuki semester 1 gue naek ke kelas XII. Di Sekolah kami ada tradisi atau program Tadabbur alam yang dimana di organisir oleh anak-anak Rohis dibantu dengan anak OSIS. Jadi, kegiatan Tadabbur alam adalah sebuah kegiatan yang dimana anak kelas X (sebagai peserta) dam kelas XI (sebagai panitia) didampingi guru-guru pergi ke suatu tempat alam terbuka dengan tujuan pembekalan materi-materi keislaman dan kepemimpinan.

Dan kebetulan, tempat yang dipilih untuk lokasi tadabbur alam adalah di Sukabumi, Jawa Barat. Di sana kami menyewa sebuah villa yang cukup luas, dan halamannya pun luas. Singkat cerita, isi materi tadabbur alam kali itu adalah tentang mencari jati diri, taubat, mengenal Tuhan dan Rasul lebih dalam, Pelatihan Sholat khusuk dan masih banyak lainnya.

Alhamdulillah dari kegiatan tersebut banyak bekal yang kami dapati, termasuk gue yang seorang panitia juga ikut mendapatkan pembekalan. Di mulai dari situlah gue mulai berhijrah, gue sering menangis ketika sholat dan membaca al-Qur’an. Selain itu, sholat gue menjadi lebih panjang (lama) dari biasanya. Gue juga memutuskan untuk tidak pacaran lagi yang dimana kondisi saya saat itu masih pacaram.

Materi-materi yang disampaikan pada tadabbur alam masih terngiang-ngiang di kepala gue. Dan terus gue pegang sampai memasuki kelas XII. Sebagai ketua OSIS, gue menjadi panitia Masa Orientasi Sekolah (MOS). Dari sinilah cobaan terus menghampiri gue. Pada awal awal sekolah gue masih istiqamah dengan hijrah gue. Sampai saat itu, ada mantan yang ngajak balikan, dan gue tolak. Karena saat itu pikiran gue bahwa pacaran adalah haram.

Namun, syaitan tetaplah syaitan yang tugasnya menggoda anak cucu adam sampai hari kiamat untuk mau mengikuti jalan mereka. Dan gue pun termakan godaan syaithan. Gue yang saat itu bersikeras untuk tidak pacaran mulai goyah, gue mulai mendekati seorang perempuan, yaitu adik kelas gue. Gue pun tidak terlalu ingat, gimana ceritanya gue dan dia bisa deket. Kami pun chattingan, sampai tumbuhlah perasaan suka (namanya juga cinta monyet). Dan pada akhirnya kami pun jadian. Pupuslah semua ajaran ajaran saat tadabbur alam dahulu.

Pada mulanya, saat kami jadian, masih belum berani telponan, hanya lewat chat bbm dan sms saja. Namun, lama kelamaan mulai berani telponan, mulai berani panggil sayang, mulai berani jalan berduaan. Sungguh, sangat jauh sekali dari ajaran agama. Saat itu, gue berpikir bahwa pacaran tidak dosa jika pacarannya baik baik saja, pacaran yang ngajak sholat, ngajak ngaji, ngingetin makan, dan tidak sampai melakukan hubungan badan. Sungguh, anggapan yang sangat keliru sekali saya saat itu, karena terbawa nafsu dan memungkiri kalimat kalimat Ilahi yang sebenarnya sudah tahu tapi tidak dijalankan. Asttaghfirullah.

Semakin hari, kami pun semakin so sweet (kata-kata yang terlontar saat masih zaman cinta monyet). Sampai bisa dibilang dunia menjadi milik kita berdua. Hubungan kamipun terbilang cukup awet yaitu selama dua tahun. Dan saat itu saya sudah masuk kuliah, sedangkan pacar gue masih sekolah karena dia adek kelas gue, di bawah 2 tahun dari gue.
Dan pada saat gue kuliah, banyak cobaan yang menghampiri hubungan gue. Saat itu gue ikut Multi Level Marketing. Dan hampir setiap hari gue luangin waktu buat ngejalanin itu. Gue pun udah jarang hubungi dia, sampai beberapa bulan. Selain itu, gue juga diterpa beberapa kabar bahwa dia sering jalan sama cowok lain.

Saat gue memasuki semester 3 perkuliahan, hubungan gue sama doi semakin renggang. Saat itu gue coba memperbaiki hubungan dengan dia. Gue inget banget waktu itu sehari sebelum puasa di Tahun 2015 gue menciba baikan dan ngajak ketemuan di hari pertama puasa. Dan tahu apa yang terjadi? Malam hari itu, selesai tarawih, gue memutuskan untuk menonton youtube. Yang muncul pertama kali di beranda youtube gue adalah film “Cinta Shubuh” karya Film Maker Muslim, Daqu movie.
Dari situ gue mendapatkan tamparan keras, bahwa tidak ada yang namanya pacaran yang islami. Yang ada hanyalah pacaran setelah menikah. Jadi keputusannya adalah halalkan atau tinggalkan. Karena kondisi gue saat itu masih kuliah semester awal dan belum ada mata pencaharian, serta menurut gue bahwa cewek ini emang ga pantes buat gue, jadi gue memiiih untuk meninggalkan.

Dan gue baru sadar bahwa ada banyak sekali kerugian saat kita pacaran.Waktu terbuang sia-sia, uang juga terbuang, sering galau gak jelas, dan kalau pacaran itu hanya akan menabung dosa. Kalau nabung duit sih bolehlah, tapi kalau dosa, siapa juga yang mau.

Pada pagi harinya, dia chat “Yang, jadi ga ketemu hari ini?”. Gue pun belum membalas dan hanya read doang. Sampai selang beberapa jam gue baru bales dan timbul percakapan seperti  ini?
Gue : Hmm. Kayanya gajadi deh.
Dia : Kenapa? Kan semalam udah janji.
Gue : Gpp.Ada yang mau aku omongin, penting.
Dia : Omongin apa?
Gue: Maafin aku ya, kayanya kita udah gabisa sama-sama lagi.

Selanjutnya gue lupa percakapannya, tapi intinya adalah gue udah mutusin dia, dan minta putus dengan cara baik-baik lewat chat. Kenapa minta putus? Seperti yang gue ceritain di atas, bahwa gue baru tersadar ternyata pacaran itu hanyalah membuat rugi. Dan pacaran hanyalah akan menjadi dosa.

Dalam Al-Qur’an Surah Al Isra ayat 32 disebutkan yang artinya:
“Dan Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”.
Dari sini mungkin banyak perdebatan, banyak yang bilang bahwa pacaran itu halal asalkan pacarannya baik-baik. Namun, Jumhur ulama (kebanyakan ulama) mengharamkan pacaran, karena tidak ada ajarannya dalam islam. Nabi dan para sahabat tidak melakukan pacaran sebelum menikah.

Semenjak putus dan berhenti dari dunia MLM, gue pun mencari kegiatan positif. Karna gue ga ikut UKM apapun di kampus (jangan ditiru ya). Oia gue lupa cerita, kalau gue kuliah di salah satu Universitas Islam Negeri di Jakarta, ya kalian semua tahu yaitu UIN Jakarta, padahal temoatnya di Ciputat yang udah masuk wilayah Tangerang Selatan.

Selama gue kuliah, gue tinnggal di sebuah gubuk derita, tempat ternyaman yaitu kostan milik saudara gue. Hampir setiap hari gue tidurin kostan tercinta ini (untung kostannya kagak hamil, hehe). Dan gue ngekost sendiri. Waktu itu kite anak anak ipa, lulusan SMAN 69 Jakarta banyak yang daftar di UIN, ada Adam, Alin, Yanti, Randi, Jamia, dan gue. Dan yang masuk UIN yaitu bung Alin dan gue. Saat itu bung Alin tinggal di asrama, sementara gue ngekost di tempat saudara gue.

Oke, balik ke cerita gue. Semenjak putus gue mencoba untuk melakukan hal-hal positif untuk mengisi waktu luang gue, seperti menggambar, bikin video dan mebuat komik. Menurut gue, karna di UIN ini banyak banget mahasiswa yang berasal dari pulau seribu, maka gue bikin grup perkumpulan anak pulau uin jakarta. Gue inget banget waktu itu, kita kumpul di Surabi Teras Ciputat, tanggal 31 Agustus 2015. Gue suka banget sama es teh di sana, udah teh nya enak (kalo gasalah teh melati gitu), terus gelasnya juga gede banget (kaya buat naro ikan cupang). Eh kenapa jadi bahas es teh yak, hehe. Jadi pertemuan itu menghasilkan sebuah komunitas yang kini dikenal dengan sebuat KOMPUSER.

Dan semenjak terbentuknya KOMPUSER, seminggu sekali kita ngadain pertemuan, yaitu setiap hari minggu. Jadi, ini sangat mengisi waktu kosong gue, yang dimana lebih baik daripada diisi buat pacaran. Senen sampai jum’at kuliah, sabtu istirahat di kostan, dan minggunya kita kumpul.

Namun, ternyata ada yang lebih sulit dari hijrah yaitu istiqomah. Bukan berarti gue yang memutuskan untuk tidak pacaran tidak mendapat godaan. Justru godaan banyak berdatangan, saat itu ada dua orang adek kelas yang ngajakin pacaran, dan Alhamdulillah gue tolak, karena masih berpegang teguh sama prinsip gue yaitu no khalwar until akad, tidak ada hubungan sebelum akad.

Ok, mungkin sekian dulu cerita dari gue, insyaallah nanti lanjut lagi. Mohon maaf bila ada kekurangan, yang benar datangnya dari Allah dan yang salah datangnya dari syaitan (hehe nyari pembelaan diri).
Wassalammu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar