Sabtu, 28 Juli 2018

Menuju Baik part 2

Assalammu’alaikum warrahmatullahi wabarakaatuh

Ciputat, 29 Juli 2018

Kembali lagi di blog saya yang penuh inspirasi (haha pede banget yak). Sejujurnya saya juga gatau blog saya ini menginspirasi atau tidak, karena kalian lah para makhluk-makhluk omnivora (pembaca) yang bisa menilai. Kalo emang blog saya ini menginspirasi dan bermanfaat, Alhamdulillah. Tapi kalau ga menginspirasi, berarti anda bohong, jujurlah pada hati anda sendiri (maksa ya :D). Dan saya butuh bantuan kalian untuk kasih masukan, kritik, ataupun saran buat blog saya ini, demi masa depan dunia yang lebih baik. Oke langsung aja, kali ini saya mau lanjutin pembahasan perjalanan hidup saya di post sebelumnya.

Angin berhembus pada malam, ditemani sang rembulan, bintang bersinar sebagaimana mestinya, dan banyak manusia yang so’ so’an. Menuju baik adalah perjuangan, menuju baik adalah proses, dan tidak ada yang mudah dalam perjuangan. Kalaupun itu mudah, hanyalah kebetulan. Bukan berarti saya yang menulis ini menganggap diri sudah baik, sungguh bukan. Yang ingin saya katakan adalah, setiap insan memiliki pilihan, apaah dia mau mengikuti syaitan atau melawan. Ya, betul, menuju baik adalah langkah melawan syaitan. Janganlah anda mengolok-ngolok mereka yang sedang menuju baik, tapi bantu dan supportlah, jika tidak bisa maka diamlah.

Saya, Muhammad Faiz Fikri, manusia yang sempat hilang arah dan tujuan, kembali ditemukan dan mencoba mencari jalan menuju kebaikan. Saya harap, andapun menjadi bagian dalam perjalanan, jika tidak mau, maka jadilah penonton.

Masih cerita di tahun 2015 tentang pengalaman hidup. Saya yang saat itu memutuskan dan bersikukuh untuk tidak pacaran. Tidak mulus jalannya, banyak sekali cobaan dan terpaan. Di mulai dari lingkungan yang mayoritas pacaran, dan jomblo yang menjadi bulan-bulanan, sungguh berat nian. Hei anda, para wanita, dengarkanlah kesaksian dari laki-laki yang hina ini, tidak mudah bagi kami untuk menundukkan pandangan, meskipun memandang diperbolehkan, kadang menjadi larangan. Saya mengutip perkataan syaidina Ali (saya lupa pernah baca di mana, jadi mohon maaf tidak dicantumkan sumbernya). Beliau berkata “Pandangan pertama yang tidak disengaja oleh kalian adalah untuk kalian, pandangan selanjutnya yang disengaja adalah dosa untuk kalian.” Jadi tidak mudah bagi laki-laki untuk menundukkan pandangan, karena sudah nalurinya tertarik kepada lawan jenis. Ditambah lagi dengan make-upan dan wewangian, hal itu semakin membutakan. Alangkah baiknya, yang wanita tidak mengumbar kecantikan, dan lelaki menundukkan pandangan.

Saya yang saat itu ditunjuk sebagai ketua KOMPUSER untuk sementara, dan tidak digaji, juga tidak menggaji. Kebetulan, kami (KOMPUSER) ingin mengadakan kegiatan di awal tahun 2016, dan persiapannya dimulai sejak akhir 2015. Jujur saja, meskipun saat itu saya tidak pacaran. Namun, beberapa kali saya sempat dekat dengan beberapa wanita. Pertama, sebut saja namanya Melati (tentu bukan nama sebenarnya). Jadi, Melati ini adalah teman dari teman saya yang seorang mahasiswi kebidanan saat itu. Kenapa kami bisa kenal? Zaman itu masih banyak yang menggunakan aplikasi BBM dan melakukan promote-promotan pin. Dan kebetulan, saat itu pin dia saya add. Kami pun mulai chattan dan berkenalan, singkat cerita saya mulai melakukan gombalan.

Setelah beberapa bulan kenalan (meski hanya lewat chat), saya pun mulai merasa nyaman. Saat itu, Melati dan dua temannya pergi ke kawasan Kota Tua, Jakarta. Kenapa saya tau? Karena mereka memasang DP (foto) sedang di Kota Tua. Sontak saja, saya langsung bertanya kepada Melati, hingga timbullah percakapan yang kurang lebih seperti ini.
S= Saya, M=Melati;
S: “Lagi di Kotu yah?”,
M: “Iya,”
S: “Sama siapa aja?”
M: “Sama ****** dan ****.”
S: “Oh,”
M: “Iya, kesini aja iz, temenin”.
S: “Emang sampe kapan disitu?” (Saat itu jam menunjukan pukul 12.30 W.I.B)
M: “Sampe sore kayanya”
S: “Ok,”
M: “Ok apa nih?”
S: “Otw situ.”

Kebetulan saat itu sedang tidak ada jadwal kuliah, lalu saya pun melakukan perjalanan dari Ciputat menuju Kota Tua menggunakan APTB (Transjakarta) yang memakan waktu kurang lebih dua jam. Singkat cerita, tibalah saya di Kotu pukul 14.30 W.I.B. Dan sayapun mulai mencari keberadaan mereka, ketemulah kami di cafe Batavia (kalo ga salah namanya itu). Kami pun duduk berdampingan berempat (di Kotu ada kaya berbentuk batu gitu buat duduk) dan si Melati ini tepat di samping saya. Lalu timbullah percakapan yang mungkin membosankan tapi mengesankan, karena jujur saat itu saya tidak pandai untuk memulai komunikasi secara langsung terhadap orang yang baru dikenal. Setelah sempat ngobrol sebentar (banyakan disamper pengamen). Melati bilang “Iz, maaf yah, ini si **** minta pulang.” Saya pun menjawab dengan santai, “Oh iya gapapa santai aja” padahal dalam hati (baru juga ngobrol sebentar). Melati kembali memulai obrolan “Beneran gapapa nih, jadi gaenakan”. Saya pun menanggapi “Iya gapapa, lagian ini mau ke Senayan, mau ketemu temen” (padahal kagak).

Saya mengantar Melati dan teman-temannya menuju stasiun Kota Tua, karena mereka kuliah dan ngekost di daerah Tangerang Kota, dan transportasi publik untuk menuju kesana menggunakan kereta. Saya mengantar mereka hanya sampai pintu masuk stasiun, setelahnya saya langsung menaiki APTB  yang jaraknya berdekatan dari pintu masuk stasiun untuk kembali pulang ke Ciputat, kota kecil penuh kenangan. Itulah pertemuan pertama kami, yang tanpa direncakanan, singkat namun berkenan. Selepas pertemuan itu, kami pun semakin akrab.

Beberapa bulan kemudian, KOMPUSER yang saat itu ingin mengadakan kegiatan, yang merupakan kegiatan pertama kali dan tidak ada dana sama sekali. Kami memutuskan untuk mengajukan proposal ke berbagai perusahaan. Saat saya, bersama rekan saya, Juma dan mba Indah berkeliling ke berbagai perusahaan untuk mengajukan proposal (dan ini pertama kali bagi saya :D). Di saat itu juga, Mentari ngajak nonton bioskop di daerah Balai Kota. Sungguh pilihan yang sulit, di satu sisi saya harus menjalankan tugas saya, yaitu mengajukan proposal ke perusahaan, dan di sisi lain, ini merupakan kesempatan yang mungkin tidak datang dua kali untuk kembali mendekatkan diri sama Mentari. Saya pun memutuskan untuk tetap manjalankan tugas saya berkelana ke berbagai perusahaan. Saya berpikir bahwa tugas ini demi kemaslahatan ummat lebih penting daripada kepentingan pribadi. Asiik.

Ok, cukup sampai di sini dulu ceritanya, lanjut nanti.

Rabu, 18 Juli 2018

Menuju Baik Part 1

Assalammualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Kali ini gue bakalan bercerita tentang perjalanan hidup gue (ceileh), maksud gue cerita tentang kehidupan gue menjadi jomblo selama beberapa Tahun. Pada Penasaran gak? Apa? Enggak? Yauda deh gue gajadi cerita. Penasaran? Okelah bakal gue ceritain. So Dibaca ya guys kisah gue.

Semua itu bermula saat gue kelas XI SMA dan mau naek ke kelas XII. Buat yang belum tahu, gue sekolah di salah satu SMA Negeri yang ada di Jakarta, eh SMA Negeri emang cuma ada satu yah di Pulau Seribu, tepatnya di Pulau Pramuka yaitu SMAN 69 Jakarta. Gue jurusan IPA tapi sampe sekarang gue masih belum mengerti tentang fisika, kimia, dan biologi. Kebetulan saat itu gue terpilih sebagai ketua OSIS.

Ok kita lanjut ke cerita, saat itu sudah selesai semester 2 dan akan memasuki semester 1 gue naek ke kelas XII. Di Sekolah kami ada tradisi atau program Tadabbur alam yang dimana di organisir oleh anak-anak Rohis dibantu dengan anak OSIS. Jadi, kegiatan Tadabbur alam adalah sebuah kegiatan yang dimana anak kelas X (sebagai peserta) dam kelas XI (sebagai panitia) didampingi guru-guru pergi ke suatu tempat alam terbuka dengan tujuan pembekalan materi-materi keislaman dan kepemimpinan.

Dan kebetulan, tempat yang dipilih untuk lokasi tadabbur alam adalah di Sukabumi, Jawa Barat. Di sana kami menyewa sebuah villa yang cukup luas, dan halamannya pun luas. Singkat cerita, isi materi tadabbur alam kali itu adalah tentang mencari jati diri, taubat, mengenal Tuhan dan Rasul lebih dalam, Pelatihan Sholat khusuk dan masih banyak lainnya.

Alhamdulillah dari kegiatan tersebut banyak bekal yang kami dapati, termasuk gue yang seorang panitia juga ikut mendapatkan pembekalan. Di mulai dari situlah gue mulai berhijrah, gue sering menangis ketika sholat dan membaca al-Qur’an. Selain itu, sholat gue menjadi lebih panjang (lama) dari biasanya. Gue juga memutuskan untuk tidak pacaran lagi yang dimana kondisi saya saat itu masih pacaram.

Materi-materi yang disampaikan pada tadabbur alam masih terngiang-ngiang di kepala gue. Dan terus gue pegang sampai memasuki kelas XII. Sebagai ketua OSIS, gue menjadi panitia Masa Orientasi Sekolah (MOS). Dari sinilah cobaan terus menghampiri gue. Pada awal awal sekolah gue masih istiqamah dengan hijrah gue. Sampai saat itu, ada mantan yang ngajak balikan, dan gue tolak. Karena saat itu pikiran gue bahwa pacaran adalah haram.

Namun, syaitan tetaplah syaitan yang tugasnya menggoda anak cucu adam sampai hari kiamat untuk mau mengikuti jalan mereka. Dan gue pun termakan godaan syaithan. Gue yang saat itu bersikeras untuk tidak pacaran mulai goyah, gue mulai mendekati seorang perempuan, yaitu adik kelas gue. Gue pun tidak terlalu ingat, gimana ceritanya gue dan dia bisa deket. Kami pun chattingan, sampai tumbuhlah perasaan suka (namanya juga cinta monyet). Dan pada akhirnya kami pun jadian. Pupuslah semua ajaran ajaran saat tadabbur alam dahulu.

QS. Al-Baqarah [2] : 168`

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu."

Pada mulanya, saat kami jadian, masih belum berani telponan, hanya lewat chat bbm dan sms saja. Namun, lama kelamaan mulai berani telponan, mulai berani panggil sayang, mulai berani jalan berduaan. Sungguh, sangat jauh sekali dari ajaran agama. Saat itu, gue berpikir bahwa pacaran tidak dosa jika pacarannya baik baik saja, pacaran yang ngajak sholat, ngajak ngaji, ngingetin makan, dan tidak sampai melakukan hubungan badan. Sungguh, anggapan yang sangat keliru sekali saya saat itu, karena terbawa nafsu dan memungkiri kalimat kalimat Ilahi yang sebenarnya sudah tahu tapi tidak dijalankan. Astaghfirullah.

Semakin hari, kami pun semakin so sweet (kata-kata yang terlontar saat masih zaman cinta monyet). Sampai bisa dibilang dunia menjadi milik kita berdua. Hubungan kamipun terbilang cukup awet yaitu selama dua tahun. Dan saat itu saya sudah masuk kuliah, sedangkan pacar gue masih sekolah karena dia adek kelas gue, di bawah 2 tahun dari gue.
Dan pada saat gue kuliah, banyak cobaan yang menghampiri hubungan gue. Saat itu gue ikut Multi Level Marketing. Dan hampir setiap hari gue luangin waktu buat ngejalanin itu. Gue pun udah jarang hubungi dia, sampai beberapa bulan. Selain itu, gue juga diterpa beberapa kabar bahwa dia sering jalan sama cowok lain.

Saat gue memasuki semester 3 perkuliahan, hubungan gue sama doi semakin renggang. Saat itu gue coba memperbaiki hubungan dengan dia. Gue inget banget waktu itu sehari sebelum puasa di Tahun 2015 gue menciba baikan dan ngajak ketemuan di hari pertama puasa. Dan tahu apa yang terjadi? Malam hari itu, selesai tarawih, gue memutuskan untuk menonton youtube. Entah kenapa yang muncul pertama kali di beranda youtube gue adalah film “Cinta Shubuh” karya Film Maker Muslim, Daqu movie. Mungkin Allah sudah mengarahkan jari jemari ini untuk menonton film tersebut.

Dari situ gue mendapatkan tamparan keras, bahwa tidak ada namanya pacaran yang islami. Yang ada hanyalah pacaran setelah menikah. Jadi keputusannya adalah halalkan atau tinggalkan. Karena kondisi gue saat itu masih kuliah semester awal dan belum ada mata pencaharian, serta menurut gue bahwa cewek ini emang ga pantes buat gue, jadi gue memiiih untuk meninggalkan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ ٨:٥٦

“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. [Al Qashash/28 : 56]

Dan gue baru sadar bahwa ada banyak sekali kerugian saat kita pacaran.Waktu terbuang sia-sia, uang juga terbuang, sering galau gak jelas, dan kalau pacaran itu hanya akan menabung dosa. Kalau nabung duit sih bolehlah, tapi kalau dosa, siapa juga yang mau.

Pada pagi harinya, dia chat “Yang, jadi ga ketemu hari ini?”. Gue pun belum membalas dan hanya read doang. Sampai selang beberapa jam gue baru bales dan timbul percakapan seperti  ini?
Gue : Hmm. Kayanya gajadi deh.
Dia : Kenapa? Kan semalam udah janji.
Gue : Gpp.Ada yang mau aku omongin, penting.
Dia : Omongin apa?
Gue: Maafin aku ya, kayanya kita udah gabisa sama-sama lagi.

Selanjutnya gue lupa percakapannya, tapi intinya adalah gue udah mutusin dia, dan minta putus dengan cara baik-baik lewat chat. Kenapa minta putus? Seperti yang gue ceritain di atas, bahwa gue baru tersadar ternyata pacaran itu hanyalah membuat rugi. Dan pacaran hanyalah akan menjadi dosa.

Justru setelah putus, gue jadi jauh merasa lebih lega, lebih bebas, bagaikan ikan cupang yang tadinya ditaro di gelas aqua lalu dilepaskan ke habitatnya, bebas banget kan. Karena tidak ada lagi rasa cemburu dan dicemburui, tidak ada lagi rasa khawatir, tidak ada lagi rasa bersalah kalau lupa untuk ngabarin.

Dalam Al-Qur’an Surah Al Isra ayat 32 disebutkan yang artinya:
“Dan Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”.

Dari sini mungkin banyak perdebatan, banyak yang bilang bahwa pacaran itu halal asalkan pacarannya baik-baik. Namun, Jumhur ulama (kebanyakan ulama) mengharamkan pacaran, karena tidak ada ajarannya dalam islam. Nabi dan para sahabat tidak melakukan pacaran sebelum menikah.

Semenjak putus dan berhenti dari dunia MLM, gue pun mencari kegiatan positif. Karna gue ga ikut UKM apapun di kampus (jangan ditiru ya). Oia gue lupa cerita, kalau gue kuliah di salah satu Universitas Islam Negeri di Jakarta, ya kalian semua tahu yaitu UIN Jakarta, padahal tempatnya di Ciputat yang udah masuk wilayah Tangerang Selatan.

Selama gue kuliah, gue tinnggal di sebuah gubuk derita, tempat ternyaman yaitu kostan milik saudara gue. Hampir setiap hari gue tidurin kostan tercinta ini (untung kostannya kagak hamil, hehe). Dan gue ngekost sendiri. Waktu itu kite anak anak ipa, lulusan SMAN 69 Jakarta banyak yang daftar di UIN, ada Adam, Alin, Yanti, Randi, Jamia, dan gue. Dan yang masuk UIN yaitu bung Alin dan gue. Saat itu bung Alin tinggal di asrama, sementara gue ngekost di tempat saudara gue.

Oke, balik ke cerita gue. Semenjak putus gue mencoba untuk melakukan hal-hal positif untuk mengisi waktu luang gue, seperti menggambar, bikin video dan mebuat komik. Menurut gue, karna di UIN ini banyak banget mahasiswa yang berasal dari pulau seribu, maka gue bikin grup perkumpulan anak pulau uin jakarta. Gue inget banget waktu itu, kita kumpul pertama kali di Surabi Teras Ciputat, tanggal 31 Agustus 2015. Gue suka banget sama es teh di sana, udah teh nya enak (kalo gasalah teh melati gitu), terus gelasnya juga gede banget (kaya buat naro ikan cupang). Eh kenapa jadi bahas es teh yak, hehe. Jadi pertemuan itu menghasilkan sebuah komunitas yang kini dikenal dengan sebutan KOMPUSER.

Dan semenjak terbentuknya KOMPUSER, seminggu sekali kita ngadain pertemuan, yaitu setiap hari minggu. Jadi, ini sangat mengisi waktu kosong gue, yang dimana lebih baik daripada diisi buat pacaran. Senen sampai jum’at kuliah, sabtu istirahat di kostan, dan minggunya kita kumpul.

Namun, ternyata ada yang lebih sulit dari hijrah yaitu istiqomah. Bukan berarti gue yang memutuskan untuk tidak pacaran tidak mendapat godaan. Justru godaan banyak berdatangan, saat itu ada dua orang adek kelas yang ngajakin pacaran, dan Alhamdulillah gue tolak, karena masih berpegang teguh sama prinsip gue yaitu no khalwar until akad, tidak ada hubungan sebelum akad.

Ok, mungkin sekian dulu cerita dari gue, insyaallah nanti lanjut lagi. Mohon maaf bila ada kekurangan, yang benar datangnya dari Allah dan yang salah datangnya dari syaitan (hehe nyari pembelaan diri).
Wassalammu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Kamis, 12 Juli 2018

Menuju Baik Part 1

Assalammualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Kali ini gue bakalan bercerita tentang perjalanan hidup gue (ceileh), maksud gue cerita tentang kehidupan gue menjadi jomblo selama beberapa Tahun. Pada Penasaran gak? Apa? Enggak? Yauda deh gue gajadi cerita. Penasaran? Okelah bakal gue ceritain. So Dibaca ya guys kisah gue.

Semua itu bermula saat gue kelas XI SMA dan mau naek ke kelas XII. Buat yang belum tahu, gue sekolah di salah satu SMA Negeri yang ada di Jakarta, eh SMA Negeri emang cuma ada satu yah di Pulau Seribu, tepatnya di Pulau Pramuka yaitu SMAN 69 Jakarta. Gue jurusan IPA tapi sampe sekarang gue masih belum mengerti tentang fisika, kimia, dan biologi. Kebetulan saat itu gue terpilih sebagai ketua OSIS.

Ok kita lanjut ke cerita, saat itu sudah selesai semester 2 dan akan memasuki semester 1 gue naek ke kelas XII. Di Sekolah kami ada tradisi atau program Tadabbur alam yang dimana di organisir oleh anak-anak Rohis dibantu dengan anak OSIS. Jadi, kegiatan Tadabbur alam adalah sebuah kegiatan yang dimana anak kelas X (sebagai peserta) dam kelas XI (sebagai panitia) didampingi guru-guru pergi ke suatu tempat alam terbuka dengan tujuan pembekalan materi-materi keislaman dan kepemimpinan.

Dan kebetulan, tempat yang dipilih untuk lokasi tadabbur alam adalah di Sukabumi, Jawa Barat. Di sana kami menyewa sebuah villa yang cukup luas, dan halamannya pun luas. Singkat cerita, isi materi tadabbur alam kali itu adalah tentang mencari jati diri, taubat, mengenal Tuhan dan Rasul lebih dalam, Pelatihan Sholat khusuk dan masih banyak lainnya.

Alhamdulillah dari kegiatan tersebut banyak bekal yang kami dapati, termasuk gue yang seorang panitia juga ikut mendapatkan pembekalan. Di mulai dari situlah gue mulai berhijrah, gue sering menangis ketika sholat dan membaca al-Qur’an. Selain itu, sholat gue menjadi lebih panjang (lama) dari biasanya. Gue juga memutuskan untuk tidak pacaran lagi yang dimana kondisi saya saat itu masih pacaram.

Materi-materi yang disampaikan pada tadabbur alam masih terngiang-ngiang di kepala gue. Dan terus gue pegang sampai memasuki kelas XII. Sebagai ketua OSIS, gue menjadi panitia Masa Orientasi Sekolah (MOS). Dari sinilah cobaan terus menghampiri gue. Pada awal awal sekolah gue masih istiqamah dengan hijrah gue. Sampai saat itu, ada mantan yang ngajak balikan, dan gue tolak. Karena saat itu pikiran gue bahwa pacaran adalah haram.

Namun, syaitan tetaplah syaitan yang tugasnya menggoda anak cucu adam sampai hari kiamat untuk mau mengikuti jalan mereka. Dan gue pun termakan godaan syaithan. Gue yang saat itu bersikeras untuk tidak pacaran mulai goyah, gue mulai mendekati seorang perempuan, yaitu adik kelas gue. Gue pun tidak terlalu ingat, gimana ceritanya gue dan dia bisa deket. Kami pun chattingan, sampai tumbuhlah perasaan suka (namanya juga cinta monyet). Dan pada akhirnya kami pun jadian. Pupuslah semua ajaran ajaran saat tadabbur alam dahulu.

Pada mulanya, saat kami jadian, masih belum berani telponan, hanya lewat chat bbm dan sms saja. Namun, lama kelamaan mulai berani telponan, mulai berani panggil sayang, mulai berani jalan berduaan. Sungguh, sangat jauh sekali dari ajaran agama. Saat itu, gue berpikir bahwa pacaran tidak dosa jika pacarannya baik baik saja, pacaran yang ngajak sholat, ngajak ngaji, ngingetin makan, dan tidak sampai melakukan hubungan badan. Sungguh, anggapan yang sangat keliru sekali saya saat itu, karena terbawa nafsu dan memungkiri kalimat kalimat Ilahi yang sebenarnya sudah tahu tapi tidak dijalankan. Asttaghfirullah.

Semakin hari, kami pun semakin so sweet (kata-kata yang terlontar saat masih zaman cinta monyet). Sampai bisa dibilang dunia menjadi milik kita berdua. Hubungan kamipun terbilang cukup awet yaitu selama dua tahun. Dan saat itu saya sudah masuk kuliah, sedangkan pacar gue masih sekolah karena dia adek kelas gue, di bawah 2 tahun dari gue.
Dan pada saat gue kuliah, banyak cobaan yang menghampiri hubungan gue. Saat itu gue ikut Multi Level Marketing. Dan hampir setiap hari gue luangin waktu buat ngejalanin itu. Gue pun udah jarang hubungi dia, sampai beberapa bulan. Selain itu, gue juga diterpa beberapa kabar bahwa dia sering jalan sama cowok lain.

Saat gue memasuki semester 3 perkuliahan, hubungan gue sama doi semakin renggang. Saat itu gue coba memperbaiki hubungan dengan dia. Gue inget banget waktu itu sehari sebelum puasa di Tahun 2015 gue menciba baikan dan ngajak ketemuan di hari pertama puasa. Dan tahu apa yang terjadi? Malam hari itu, selesai tarawih, gue memutuskan untuk menonton youtube. Yang muncul pertama kali di beranda youtube gue adalah film “Cinta Shubuh” karya Film Maker Muslim, Daqu movie.
Dari situ gue mendapatkan tamparan keras, bahwa tidak ada yang namanya pacaran yang islami. Yang ada hanyalah pacaran setelah menikah. Jadi keputusannya adalah halalkan atau tinggalkan. Karena kondisi gue saat itu masih kuliah semester awal dan belum ada mata pencaharian, serta menurut gue bahwa cewek ini emang ga pantes buat gue, jadi gue memiiih untuk meninggalkan.

Dan gue baru sadar bahwa ada banyak sekali kerugian saat kita pacaran.Waktu terbuang sia-sia, uang juga terbuang, sering galau gak jelas, dan kalau pacaran itu hanya akan menabung dosa. Kalau nabung duit sih bolehlah, tapi kalau dosa, siapa juga yang mau.

Pada pagi harinya, dia chat “Yang, jadi ga ketemu hari ini?”. Gue pun belum membalas dan hanya read doang. Sampai selang beberapa jam gue baru bales dan timbul percakapan seperti  ini?
Gue : Hmm. Kayanya gajadi deh.
Dia : Kenapa? Kan semalam udah janji.
Gue : Gpp.Ada yang mau aku omongin, penting.
Dia : Omongin apa?
Gue: Maafin aku ya, kayanya kita udah gabisa sama-sama lagi.

Selanjutnya gue lupa percakapannya, tapi intinya adalah gue udah mutusin dia, dan minta putus dengan cara baik-baik lewat chat. Kenapa minta putus? Seperti yang gue ceritain di atas, bahwa gue baru tersadar ternyata pacaran itu hanyalah membuat rugi. Dan pacaran hanyalah akan menjadi dosa.

Dalam Al-Qur’an Surah Al Isra ayat 32 disebutkan yang artinya:
“Dan Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”.
Dari sini mungkin banyak perdebatan, banyak yang bilang bahwa pacaran itu halal asalkan pacarannya baik-baik. Namun, Jumhur ulama (kebanyakan ulama) mengharamkan pacaran, karena tidak ada ajarannya dalam islam. Nabi dan para sahabat tidak melakukan pacaran sebelum menikah.

Semenjak putus dan berhenti dari dunia MLM, gue pun mencari kegiatan positif. Karna gue ga ikut UKM apapun di kampus (jangan ditiru ya). Oia gue lupa cerita, kalau gue kuliah di salah satu Universitas Islam Negeri di Jakarta, ya kalian semua tahu yaitu UIN Jakarta, padahal temoatnya di Ciputat yang udah masuk wilayah Tangerang Selatan.

Selama gue kuliah, gue tinnggal di sebuah gubuk derita, tempat ternyaman yaitu kostan milik saudara gue. Hampir setiap hari gue tidurin kostan tercinta ini (untung kostannya kagak hamil, hehe). Dan gue ngekost sendiri. Waktu itu kite anak anak ipa, lulusan SMAN 69 Jakarta banyak yang daftar di UIN, ada Adam, Alin, Yanti, Randi, Jamia, dan gue. Dan yang masuk UIN yaitu bung Alin dan gue. Saat itu bung Alin tinggal di asrama, sementara gue ngekost di tempat saudara gue.

Oke, balik ke cerita gue. Semenjak putus gue mencoba untuk melakukan hal-hal positif untuk mengisi waktu luang gue, seperti menggambar, bikin video dan mebuat komik. Menurut gue, karna di UIN ini banyak banget mahasiswa yang berasal dari pulau seribu, maka gue bikin grup perkumpulan anak pulau uin jakarta. Gue inget banget waktu itu, kita kumpul di Surabi Teras Ciputat, tanggal 31 Agustus 2015. Gue suka banget sama es teh di sana, udah teh nya enak (kalo gasalah teh melati gitu), terus gelasnya juga gede banget (kaya buat naro ikan cupang). Eh kenapa jadi bahas es teh yak, hehe. Jadi pertemuan itu menghasilkan sebuah komunitas yang kini dikenal dengan sebuat KOMPUSER.

Dan semenjak terbentuknya KOMPUSER, seminggu sekali kita ngadain pertemuan, yaitu setiap hari minggu. Jadi, ini sangat mengisi waktu kosong gue, yang dimana lebih baik daripada diisi buat pacaran. Senen sampai jum’at kuliah, sabtu istirahat di kostan, dan minggunya kita kumpul.

Namun, ternyata ada yang lebih sulit dari hijrah yaitu istiqomah. Bukan berarti gue yang memutuskan untuk tidak pacaran tidak mendapat godaan. Justru godaan banyak berdatangan, saat itu ada dua orang adek kelas yang ngajakin pacaran, dan Alhamdulillah gue tolak, karena masih berpegang teguh sama prinsip gue yaitu no khalwar until akad, tidak ada hubungan sebelum akad.

Ok, mungkin sekian dulu cerita dari gue, insyaallah nanti lanjut lagi. Mohon maaf bila ada kekurangan, yang benar datangnya dari Allah dan yang salah datangnya dari syaitan (hehe nyari pembelaan diri).
Wassalammu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.