Selasa, 01 Januari 2019

Insomnia, Indomie, dan Indogratisisasi

Assalammu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Insomnia, Indomie, dan Indogratisisasi?
*ini bukan endorse yak, tapi kalo misalkan Indomie mau endorse juga boleh banget. Haha

Pada suatu malam yang dingin, Hachi mencari ibunya. Eh ga deh, maksudnya gue terbangun. Kira-kira jam menunjukan pukul 00.30 W.I.B

Saat itu gue pun mencoba untuk tidur kembali, tapi sialnya gue
termasuk orang yang susah tidur kembali setelah terbangun. Gue juga heran sih, kok orang-orang kayak gampang banget ya tidurnya. Ada temen gue, sangkin gampangnya tidur, dia bisa tidur dalam kondisi apapun dan dimanapun. Pernah waktu itu, dia lagi nonton drama korea di leptop, eh dia malah ketiduran, padahal film nya belum dimulai.

Oke lanjut ke cerita gue, karna gue susah untuk tidur lagi, kebetulan perut gue juga udah laper, gue pun memutuskan untuk makan, dan pilihannya adalah indomie.

Sebagai anak kostan sejati, tentu indomie menjadi penyelamat di kala tanggal muda. Kok tanggal muda? Bukannya tanggal tua? Itu kan orang-orang, klo gue, duit kiriman dari orangtua ga gue abisin buat makan enak, nah  dari awal bulan sampai pertengahan bulan, gue makan di warteg. Nah pad akhir bulan baru gue beli makan yang enak, kaya sate, tongseng, pizza, dll.

Dan sebagai anak kostan sejati, seharusnya sudah menstock indomie di kostan. Sialnya lagi, stock indomie di kostan gue abis. Pikiran untuk makan indomie pun sempat gue lenyapkan, dan mencoba untuk tidur lagi saja. Tapi, lagi dan lagi gue kesulitan untuk tidur. Mau tidak mau, gue harus makan. Ada beberapa opsi saat itu, makan nasi+ayam di MCD (kebetulan MCD dket sama kostan gue, tinggal jalan dikit dan nyebrang, juga buka 24 jam),  beli indomie di indomart lalu masak di kostan, beli indomie di warkop makan di tempat, atau beli indomie di MCD (emang ada ya?). Gue pun memutuskan untuk beli dan makan indomie di warkop.

"Beh, Indomie goreng double pake telor, nasinya setengah" kata gue. Saat itu, cuma ada gue dan ada satu pelanggan lainnya yang juga makan indomie. Beberapa menit kemudian, indomie yang gue pesen pun sudah siap. Gue pun melahap indomie tersebut dengan penuh kekhidmatan. Tiba-tiba datanglah seorang anak muda dengan motornya ke warkop tersebut.

"Beh, bungkus kopi item ya, sama es extrajoss". Katanya. Sambil menunggu pesanannya siap, diapun memesan kembali "beh minta air putih pake batu es di gelas". Sang babeh menyediakan terlebih dahulu air putih pake batu es itu. Tanpa basa-basi pemuda tersebut langsung meneguk air putih pake batu es dengan sekali tegukan 🤣, hehe ngga gitu juga, yang ada dia radang ntar. Intinya pemuda tersebut langsung minum air putih pake es tersebut sampai habis.

Lalu pemuda tersebut bangkit dari kuburnya, ya ngga dong, serem juga kalo bangkit dari kubur. Maksud gue pemuda tersebut bangkin dari tempat duduknya dan segera membayar. "Beh, kopi sama es extrajossnya berapa?" katanya. "8 ribu" jawab Babeh. Pemuda tersebut langsung mengeluarkan uang 8 ribu dan menyerahkan ke si babeh, sambil mengatakan "air putih sama batu es nya gratis kan beh". Lalu pemuda tersebut meninggalkan warkop tanpa mengkonfirmasi terlebih dahulu, apakah itu benar gratis atau perlu membayar?

Sepengamatan saya, muka si Babeh agak masam ketika pemuda tersebut mengatakan gratis, di lain sisi, saya juga pernah memesan di warung lain kalau air putih pake batu es (es tawar) itu bayar 1.000 rupiah. Mungkin nilainya kecil di mata pemuda tersebut, tapi itu sangat berarti bagi para penjual khususnya si babeh ini.

Oke dari cerita tersebut saya ingin menyatakan bahwa sikap meminta gratisan sangat tidak baik. Saya bisa menyebutnya gratisisasi, dan karena ini di Indonesia, maka sebutannya menjadi indogratisisasi. Yang artinya adalah orang Indonesia dengan mental meminta gratisan. Trus apakah yang gratis itu gaboleh? Sangat boleh, tapi liat kondisi dan situasi.

Sebagai contoh, ketika ada promo beli satu gratis satu, maka itu sangat boleh. Karena kondisinya, si penjual mengatakan secara langsung atau tidak langsung bahwa ada hal gratis di sini. Atau ketika ada promo makan ayam penyet gratis nambah nasi dan es teh, ayamnya juga gratis. Nah ini mubazir klo ga dieksekusi.

Berbeda halnya seperti kasus di warkop tadi, dimana si babeh tidak mengatakan gratis, namun si pemuda trsebut sebagai konsumen tanpa konfirmasi terlebih dahulu meminta gratisan. Ini yang Gaboleh. Contoh lainnya adalah ketika temen lu yang bisa desain, lalu dengan sangat lancang anda meminta desain gratisan, ini sangat kurang ajar 🤣.

Sekian dulu tulisan gue, semoga bisa dicerna dengan baik, dan mental gratisisasi segera diubah.